Seolah semuanya harus dikerjakan demi mengejar cita-cita yang disebut sebagian orang dengan kata "sukses".
Sekedar ngintip story teman-teman di sosial media pun malah berakhir dengan membandingkan nasib.
"Kok si onoh hidupnya mulus, karirnya sukses, dan lain-lainnya, sedangkan aku??"
Pliss, itu pernah jadi kesalahan aku yang seharusnya tidak aku lakukan.
Sikap kayak gitu sih sama aja jahat sama diri sendiri, karena lebih fokus ke pencapaian orang lain daripada fokus mengapresiasi diri yang sudah berusaha mengejar target kehidupan.
Mulai membanding-bandingkan diri dengan orang lain jadi sinyal penting untukku mengambil langkah penting.
Alhasil aku mengambil langkah yang paling realistis untuk rehat sejenak dari sosial media dengan segala tipu daya yang aya, asssiiik.
Diskusi dengan suami untuk evaluasi diri, memetakan kembali langkah biar tetep on the track pun dilakukan.
Yang cukup ekstrim sih, resign dari beberapa pekerjaan demi menemukan jati diri yang seolah hilang tenggelam dengan kesibukan.
Kurang lebih dalam sebulan, aku hanya melakukan rutinitas harian yang ringan, tanpa mikir keras, yaudahlah let it flow gitu konsepnya.
Dalam pencarianku, akhirnya bertemulah dengan konsep slow living.
Otomatis dong "konsep ini kayaknya gue banget,", santai tapi bukan berarti gak produktif.
Slow Living, Hidup Santai di Tengah Dunia yang Sibuk
Tenang, ini bukan konsep soal menjalani kehidupan jadi lambat dalam segala hal, tapi lebih ke menikmati hidup dengan lebih santai dan sadar.
Slow Living Itu Apa Sih?
Sederhananya, slow living adalah cara hidup yang ngajak kita buat lebih menikmati momen, nggak terburu-buru, dan fokus ke hal-hal yang beneran penting.
Ini bukan soal malas-malasan, ya gaes ya.
Slow living itu tentang memilih kualitas daripada kuantitas.
Dengan slow living, kita bisa lebih mindful dan menikmati hidup tanpa tekanan.
Kenapa Aku Memilih dan Cocok dengan Konsep Slow Living?
Hidup di zaman sekarang yang serba cepat, untuk aku pribadi, slow living jadi kayak oase di tengah gurun.
Hidup jadi lebih berkualitas tapi beneran masih produktif, dan tanpa khawatir dikejar-kejar deadline.
Beberapa manfaat yang udah aku rasakan setelah menerapkan konsep slow living pun gak main-main, seperti:
1. Bikin Lebih Relax
Hidup nggak dikejar-kejar waktu beneran bikin aku lebih rileks. Konsekuensinya ya gausah banyak-banyak ambil kerjaan.
Sebenernya sayang sama cuan yang terlewat gitu aja, tapi hidup itu tentang tenang dulu gak sih?
2. Menjaga Kesehatan Mental
Otak juga butuh istirahat, slow living bikin pikiran kita lebih tenang.
Konsep hidup kayak gini sih lebih ke "yaudah", "jalani, nikmati, syukuri", dan "tidak serakah"
3. Lebih Fokus dan Kreatif
Pas nggak sibuk multitasking, ide-ide keren biasanya lebih gampang muncul.
Contoh sederhananya sih saat masak, tiba-tiba kepikiran challenge buat masakan yang sebelumnya gak pernah dicoba.
Dan itu dikerjakan sampe beres tanpa rarudet, pake garnish cantik, makanannya dinikmati saat lagi hangat-hangatnya.
4. Hubungan Jadi Lebih Dekat
Saat nggak sibuk sendiri, aku bisa lebih hadir buat orang-orang terdekat.
Nelpon mama untuk sekedar nanya hal receh, atau ngobrol tiap sore saat suami pulang kerja, sambil menikmati teh hangat dan menikmati pemandangan dari atap rumah.
Gimana Mulai Slow Living?
Dari pengalamanku memulai slow living, ternyata nggak harus langsung drastis kok.
Coba aja mulai langkah kecil ini:
1. Nikmati Waktu Ngopi
Daripada buru-buru, coba deh nikmatin kopi pagi kamu sambil dengerin lagu atau podcast favorit.
2. Stop Multitasking
Fokus ke satu hal dulu, hasilnya pasti lebih maksimal.
Misal, kalo lagi masak, ya masak aja dulu, ga usah sambil cuci piring ga apa-apa banget.
Kalo lagi dandan, ya dandan aja dulu, ga usah sambil cek daftar kerjaan yang belum selesai.
3. Kurangi Gadget Time
Coba sesekali matiin notifikasi ponsel dan nikmati waktu tanpa distraksi.
Gak apa-apa kok sesekali jadi orang yang gak selalu fast respon.
Agak sadis sih peribahasanya "belajar tega ke orang lain demi menyayangi diri sendiri"
4. Pilih yang Penting-Penting Aja
Nggak semua hal harus dikerjain cepet, tapi susun skala prioritas, utamakan yang membuat bahagia.
Tantangan Slow Living
Jujur aja, nggak gampang buat mulai slow living, apalagi kalau lingkungan kita mendukung gaya hidup serba cepat.
Tapi, dengan niat dan kesadaran, kamu pasti bisa pelan-pelan menerapkan ini.
Kesimpulannya, slow living itu bukan soal jadi lambat, tapi soal menikmati hidup dengan cara yang lebih bermakna, yuk bisa yuk!
0 Komentar